Dilema Solar di Sumsel: Antrean Panjang dan Pertanyaan Distribusi Solar!!!



 

Palembang –Sumsel,Topriaunews.com Kelangkaan solar di Sumatera Selatan mencapai titik nadir, memicu kemarahan warga dan melumpuhkan aktivitas ekonomi. Antrean panjang kendaraan, didominasi truk dan mobil diesel, menjadi pemandangan sehari-hari di SPBU-SPBU, bahkan meluber hingga menutup sebagian badan jalan.Minggu(23/11/2025)
 
Jurnalis investigasi kawakan, Jon Kuncit, turun langsung ke lapangan untuk menelusuri akar permasalahan ini. Dalam pantauannya pada Jumat (...), Jon menemukan indikasi kuat adanya praktik penimbunan dan penyimpangan distribusi solar bersubsidi.
 
"Ini ironi! Sumsel adalah salah satu lumbung energi nasional, tapi rakyatnya justru kesulitan mendapatkan solar. Ke mana larinya 'emas hitam' kita?" tanya Jon Kuncit dengan nada geram.
 
Di SPBU-SPBU yang ia datangi, Jon menyaksikan langsung bagaimana para sopir harus berjibaku dengan waktu, mengantre berjam-jam, bahkan sejak dini hari, hanya untuk mendapatkan beberapa liter solar.
 
"Saya sudah tiga hari begadang di sini, Mas. Kalau tidak dapat solar, bagaimana saya mau narik?" keluh seorang sopir truk yang enggan disebutkan namanya.
 
Warga menduga kuat ada permainan kotor di balik kelangkaan ini. Kuota solar yang seharusnya untuk masyarakat kecil, disinyalir diselewengkan oleh oknum-oknum tertentu untuk kepentingan pribadi.
 
"Kami curiga ada mafia migas yang bermain. Mereka menimbun solar, lalu menjualnya dengan harga tinggi," ujar seorang warga yang berprofesi sebagai nelayan.
 
Ironisnya, kelangkaan solar justru semakin menjadi-jadi di daerah yang kaya akan sumber minyak. Hal ini menimbulkan pertanyaan besar: apakah ada pihak-pihak tertentu yang sengaja menciptakan kelangkaan untuk meraup keuntungan haram?
 
Masyarakat Sumsel mendesak Polda Sumsel, Pertamina, dan Pemerintah Provinsi Sumsel untuk bertindak cepat dan tegas. Evaluasi menyeluruh dan penyelidikan mendalam harus segera dilakukan untuk mengungkap jaringan mafia migas yang merugikan rakyat.
 
"Jangan biarkan kami terus menjadi korban. Kelangkaan solar ini harus segera diatasi, dan para pelaku harus dihukum seberat-beratnya," tegas seorang tokoh masyarakat.
 
Jika tidak ada tindakan nyata, kelangkaan solar akan terus menghantui Sumsel, dan masyarakat kecil akan terus menjadi korban dari praktik-praktik kotor para mafia migas.(timred)
 

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama