Pekanbaru, Topriaunews.com - Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Narkotika Kelas IIB Rumbai terus mengembangkan program ketahanan pangan melalui kegiatan budidaya ikan lele sistem bioflok. Pada Rabu (29/10/2025), sebanyak 6.000 ekor benih lele kembali ditebar di setiap kolam sebagai bagian dari upaya pembinaan kemandirian bagi warga binaan pemasyarakatan (WBP).
Program ini menjadi langkah nyata dalam menciptakan lingkungan pembinaan yang produktif dan berkelanjutan. Selain mendukung kebutuhan konsumsi pangan internal, kegiatan ini juga bertujuan membekali WBP dengan keterampilan kemandirian yang dapat dimanfaatkan setelah mereka bebas.
Kepala Lapas Narkotika Rumbai, Reinhards Indra Pitoy, menegaskan bahwa kegiatan budidaya ini merupakan bagian dari proses pembentukan karakter serta penanaman jiwa kemandirian. "Kami ingin warga binaan tidak hanya menjalani masa pidana, tetapi juga siap kembali ke masyarakat sebagai individu yang mandiri dan produktif," ujar Kalapas.
Berdasarkan kerja sama dengan pengelola bahan makanan, hasil panen lele ini dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi ikan segar bagi seluruh WBP, sekaligus menjamin kualitas pangan yang higienis.
Kepala Seksi Binadik dan Kegiatan Kerja, Ralphy Prasetyo, mengungkapkan bahwa program ketahanan pangan ini tidak hanya mengurangi ketergantungan pada pasokan eksternal, tetapi juga membuka peluang pemberdayaan ekonomi berbasis keterampilan. "Melalui kegiatan ini, Lapas menjadi tempat pembinaan yang tidak hanya membina perilaku atau kepribadian, tetapi juga meningkatkan keterampilan kemandirian yang berguna di masa depan," tambahnya.
Upaya Lapas Narkotika Rumbai ini menunjukkan bahwa pemasyarakatan tidak semata soal menjalani hukuman, tetapi juga membina harapan. Ketahanan pangan yang dibangun melalui budidaya lele bukan hanya menjawab kebutuhan konsumsi, melainkan juga membuka ruang bagi warga binaan untuk kembali menata hidup dengan keterampilan ya

Posting Komentar