PEKANBARU, Topriaunews.com - Operasi Tangkap Tangan (OTT) oleh Komisi Pemberantas Korupsi (KPK) terhadap Gubernur Riau, diprediksi (masih) akan terus berlanjut di masa mendatang.
Direktur Utama, Lembaga Pendidikan Wartawan, Pekanbaru Journalist Center, Drs. Wahyudi El Panggabean, M.H., MT.BNSP., C.PCT, mengemukakan itu, kepada sekelompok Pemimpin Redaksi Media Berita, di Pekanbaru, Rabu (5/11) siang.
"Kecuali, yang menduduki kursi Gubernur Riau itu, sosok yang berani tampil hidup sederhana melawan segala kehidupan glamour dan hedonis, sebagai akar prilaku korup," kata Wahyudi.
Wahyudi yang sudah berprofesi sebagai jurnalis sejak era Gubernur Riau, Imam Munandar itu, menilai, OTT yang dilakukan KPK adalah konsekuensi atas sebuah pilihan para pelaku korup.
"Apakah, penangkapan KPK kepada tiga Gubernur Riau terdahulu, karena korupsi, tidak cukup jadi pelajaran?" Wahyudi bertanya.
Berdasarkan peristiwa di masa silam, demikian Wahyudi, dari prosesi dan rangkaian proses hukum oleh KPK, terhadap para mantan Gubernur Riau, alur dan karakteristik serta motifnya, nyaris sama. Masih seputar dugaan suap.
Itu artinya, kata Wahyudi, motif terbaru yang dilakoni Gubernur Riau, Abdul Wahid, tampaknya dilakukan secara sadar. Sadar bahwa itu prilaku korup. "Yah, konsekuensinya: OTT-lah" katanya.
"Terlepas, apakah ada motif politik di balik OTT terhadap mereka. Yang pasti, laporan: ada, peristiwanya: ada. Kemudian, KPK bergerak," jelas Wahyudi.
Jika ditelusuri saksama, sistem politik yang dilalui seorang Gubernur, katanya, sudah diawali permainan "doku" saat merebut partai pencalon.
Proses pemilihan untuk merebut suara rakyat di Pilkada, katanya diduga juga butuh dana besar.
"Wajar, jika kelak sudah menjabat, dana-dana proyek itulah yang dijadikan penalangnya," kata Wahyudi.
Jadi sesungguhnya, kata Wahyudi, mereka yang mencalonkan diri sebagai Gubernur Riau dulunya, tidak mungkin tidak menyadari bahwa sistem dagang politik ini tidak punya risiko hukum.
"Lantas, apakah ada sosok yang terbebas dari sistem ini?" tanyanya.
Jadi, jelas Wahyudi, prediksi bahwa Gubernur Riau yang ditangkap KPK, tidak berhenti sampai yang ke-empat ini adalah keniscayaan.
"Kecuali, sosok Gubernur Riau di masa depan adalah sosok yang berani melawan sistem, hidup sederhana. Jauh dari hedonisme dan plexing," ungkap Wahyudi.
"Penentunya, ada pada sebagian besar masyarakat Riau, yang berkomitmen memilih figur Gubernur Riau yang jujur dan berakhlak Mulya," tandasnya

إرسال تعليق