Pekanbaru, Topriaunews.com Program Makan Bergizi Gratis (MBG) seharusnya menjadi solusi untuk melawan stunting dan memastikan anak bangsa tumbuh sehat. Namun faktanya, program ini justru melahirkan ribuan korban keracunan massal. Lebih dari 6.452 Kasus jatuh sakit hanya karena menyantap makanan yang seharusnya menyehatkan mereka. Ironis, makanan yang dipromosikan sebagai “bergizi” justru menjadi ancaman kesehatan.
Kasus demi kasus membuktikan bahwa pemerintah abai dalam aspek paling mendasar: keamanan pangan. Dari bahan baku yang tidak layak, proses dapur yang kotor, hingga distribusi yang ceroboh—semuanya menunjukkan lemahnya pengawasan. Apakah keselamatan anak-anak kita harus dikorbankan demi mengejar target politik sebuah program?
Orang tua kini dibuat cemas, sementara pihak berwenang sibuk berdalih bahwa ini hanya “kasus insidental”. Padahal, angka ribuan korban bukanlah insiden kecil. Ini adalah alarm keras bahwa ada kesalahan sistemik dalam perencanaan dan pelaksanaan MBG.
Kami menuntut:
-Transparansi penuh atas hasil investigasi kasus keracunan, termasuk siapa yang bertanggung jawab.
-Audit independen terhadap seluruh dapur penyedia makanan MBG di Indonesia.
-Moratorium sementara distribusi MBG di daerah yang belum siap secara fasilitas, tenaga, dan standar kebersihan.
-Jaminan ganti rugi dan perlindungan kesehatan bagi seluruh korban keracunan.
"Program MBG memang penting, tapi program ini tidak boleh dijalankan dengan cara asal-asalan. Jangan sampai jargon “makan bergizi gratis” hanya menjadi topeng dari program yang justru mencederai hak anak atas kesehatan.Kalau pemerintah serius melawan stunting, maka keselamatan anak-anak harus jadi prioritas utama, bukan sekadar angka di atas kertas".tutur Anugrah Selaku Staff Departemen Public Relation GEPSI
إرسال تعليق